Jumat, 29 Maret 2013

Rindu Serindu-rindunya,,,,

malam ini aku merasakan kerinduan yang sangat dahsyat kepada kedua orang yang telah memberikan aku semuany, yaitu Kedua orang tua ku. saat ini aku sangat meridukan mereka, sedah hampir 2 bulan aku tidak berjumpa dengan mereka, aku merasakan kerinduan di dalam hati yang sangat mendalam. sudah aku coba untuk bertahan, tapi rasa ini tidak bisa aku pendam.sesungguhnya aku ingin sangat pulang tapi, karena kewajiban ku disini, untuk menuntut ilmu aku harus bisa menahannya. aku disini menjalani hari-hari ku dengan penuh rasa sabar, bila aku ingin melihat mereka aku hanya mampu menelfon atau memandang foto-foto mereka saja.
Ya Allah ,,,
Lindungilah kedua orang tua saya dan jagalah kesehatan mereka,,
Amiin,,,

Rabu, 20 Maret 2013

BUAH PISANG

Khasiat buah pisang

buah yang satu ini cukup mudah ditemui dimana dan kapan saja tanpa mengenal musim , terutama di daerah tropis seperti di Indonesia. Jenis dan macam dari buah ini juga banyak, mulai dari yang berukuran kecil sampai yang besar. Semua rasanya sama, yaitu manis.
Buah pisang, yang memiliki nama ilmiahmusa paradisiaca, diyakini merupakan tanaman asli dari Asia. Begitu populernya tiap tempat mempunyai nama sendiri-sendiri bagi buah pisang — Banana (Inggris), Banaan (Belanda), Tsiu-Cha (Cina), Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), dan Uki (Timor). Ada tiga jenis pisang di Indonesia yang cukup populer, yaitu pisang Ambon (Gras Michael), pisang Susu (Lady Finger), dan pisang Badak (Cavendish).
Sifat khas tanaman pisang adalah menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).  Bunga pisang disebut tutut atau jantung pisang, biasanya berwarna merah tua keunguan dengan bagian dalam yang berisi bakal buah pisang.
Sejak penanaman pohon pisang sampai dapat dipetik buah pisangnya memakan waktu sekitar 13-15 bulan. Sedangkan untuk masa panen berikutnya dibutuhkan waktu 3-4 bulan sekali. Semuanya tergantung dari umur anak pisang. Untuk perbanyakan paling sering dilakukan dengan tunas.
Beberapa penelitian tentang buah pisang menyebut jika buah pisang bisa membantu dalam mengatasi depresi, anemia, tekanan darah, membantu energi dalam otak, menyembuhkan sembelit, sakit jantung, urat syarat, dan masih banyak lagi. Buah pisang juga menjadi sumber penyedia protein dalam gula alami yang mudah diserap oleh tubuh. Kandungan vitamin B2 yang besar dalam buah ini memungkinkan adanya penambahan tenaga atau energi yang dijadikan andalan dalam susunan makanan yang bertujuan menghidupkan dan menyelaraskan kehidupan. Di samping menambah tenaga, vitamin ini juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan mata dan kulit.
Pisang juga mengandung karbohidrat. Namun uniknya, karbohidrat di sini tidak bisa tersimpan dalam badan manusia, sehingga meski mengkonsumsi dalam jumlah banyak tidak akan menyebabkan berat badan bertambah. Jadi tidak perlu takut gemuk gara-gara banyak makan buah ini.
Buah pisang mentah pun tidak kalah hebatnya. Penelitian mengungkapkan pisang adalah satu-satunya buah yang bila dimakan mentah bisa menyembuhkan penyakit luka lambung dan menurunkan tekanan darah tinggi.  Manfaat lainnya adalah mengantisipasi keasaman lambung dan cocok bagi penderita gizi buruk.
Secar aumum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan air. Jadi dengan mengkonsumsi buah ini secara tidak langsung sudah tercukupi gizinya.
Dalam memilih buah pisang, pilihlah yang sudah matang, dengan kulit berwarna hijau kekuning-kuningan dengan bercak coklat atau kuning, sebab ini akan mudah dicerna dan gula buah diubah menjadi glukosa alami secara cepat diabsorbsi ke dalam peredaran darah, pisang yang mentah akan sulit dicerna.

microteachng

hari ini kami latihan microteaching,,
kami semua maju satu persatu dan kami berlagak seorang guru beneran. tapi, kami banyak malu-malu karena masih banyak yang belum pede.
bila ada teman yang maju, kami memberikan komentar yang bila kurang dikuasai oleh teman-teman kami.

Senin, 18 Maret 2013

WACANA

A.    WACANA
Wacana berasal dari bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinyaatau logis.
1.      Manfaat kerangka karangan
a.    Pedoman agar penulisan dapat teratur dan terarah.
b.    Penggambaran pola susunan dan kaitan antara ide-ide pokok/topik.
c.    Membantu pengarang melihat adanya pokok bahasan yang menyimpang dari topik dan adanya ide pokok yang sama.
d.   Menjadi gambaran secara umum struktur ide karangan sehingga membantu pengumpulan bahan-bahan pustaka yang diperlukan.
   
2.      Langkah-langkah menyusun kerangka karangan
a.    Menentukan tema/topik karangan
b.    Menjabarkan tema ke dalam topik-topik/subtema
c.    Mengembangkan topik-topik menjadi subtopik
d.   Menginvestaris sub-sub topik
e.    Menyeleksi topik dan sub-subtopik yang cocok
f.     Menentukan pola pengembangan karangan

3.      Bentuk kerangka karangan
a.    Kerangka kalimat, ialah kerangka karangan yang disusun dalam bentuk kalimat-kalimat lengkap yang menjabarkan ide-ide pokok karangan.
b.    Kerangka topik, ialah kerangka karangan yang dituangkan dalam bentuk frasa dan klausa sehingga tampak lebih praktis.

Contoh kerangka kalimat
Membuka usaha warnet di tengah perkembangan teknologi informasi.
1)   Masuknya ajaran komputer di sekolah-sekolah menambah pengetahuan tentang teknologi informasi.
2)   Perkembangan sarana komputer menjadi sarana jaringan informasi melalui internet.
3)   Penggunaan internet menjadi kebutuhan remaja dan anak sekolah.
4)   Memanfaatkan minat remaja dan anak sekolah dengan membuka warnet.

Contoh kerangka topik
Antisipasi lonjakan arus mudik lebaran:
1)   Jumlah Pemudik Lebaran
a)    perkiraan lonjakan jumlah pemudik
b)   sarana angkutan yang dipersiapkan
c)    sarana angkutan yang diandalkan
2)   Pengaturan jalur Jakarta-Surabaya
a)    jalur utara
b)   jalur selatan
c)    kemacetan lalu lintas dan usaha pencegahannya
d)   Petunjuk pemanfaatan jalur
a)    dari DLLAJR
b)   dari instansi terkait

B.     JENIS-JENIS WACANA
1.    Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian secara kronologis (urutan waktu).
a)    Narasi yang berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman disebut dengan narasi ekspositoris.
b)   Narasi yang berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen disebut dengan narasi imajinatif.

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
1)      kejadian,
2)      tokoh,
3)      konflik,
4)      alur/plot.
5)      latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
1)      menentukan tema cerita
2)      menentukan tujuan
3)      mendaftarkan topik atau gagasan pokok
4)      menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu.
5)      mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Contoh:
Kunjungan ke Museum Fatahillah
(1)     persiapan keberangkatan
(2)     perjalanan menuju stasiun Kota
(3)     tiba di tempat tujuan
(4)     mengamati peninggalan zaman penjajahan Belanda
(5)     berkumpul kembali di depan ”Meriam Jagur”
(6)     persiapan pulang

2.    Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu:
a)    Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.
b)   Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.
Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
a)    menentukan objek pengamatan
b)   menentukan tujuan
c)    mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
d)   menyusun kerangka karangan
e)    mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Contoh:
Laporan lokasi banjir di DKI Jakarta
1)   Banjir di wilayah Jakarta Timur
a)    Duren sawit
b)   Klender
c)    Kampung Melayu
2)   Banjir di wilayah Jakarta Pusat
a)    Pramuka
b)   Salemba
c)    Tanah Abang
3)   Banjir di wilayah Jakarta Barat
a)    Karangan deskripsi dapat juga dibuat dengan mengamati bentuk
b)   informasi nonverbal seperti grafik, tabel, atau bagan.



3.    Eksposisi
Kita eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti memamerkan, menjelaskan, ataumenguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci(memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisibiasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
Berikut contoh-contoh pengembangan karangan eksposisi:
a)         Contoh eksposisi dengan pengembangan ilustrasi
Kepemimpinan seorang Bapak dalam rumah tangga bak nakhoda mengemudikan kapal. Bapak menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Sama seperti nakhoda yang mampu memimpin dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Bila kepemimpinan kepala keluarga baik, akan baiklah keluarga tersebut, sama halnya dengan kapal yang dikemudikan nakhoda.
b)        Contoh eksposisi dengan pengembangan definisi.
Telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan ponsel (telepon seluler) atau HP (hand phone) merupakan alat komunikasi yang berbentuk kecil serta ringan. Selain mudah digenggam sertadibawa ke mana-mana, bentuknya yang mungil memudahkan orang untuk berkomunikasi di mana saja berada. Telepon genggam adalah produk canggih era komunikasi nirkabel, telepon tanpa kabel. Dengan variasi bentuk, merek, dan model yang selalu baru, jenis telepon ini banyak diminati berbagai kalangan masyarakat.
c)         Contoh eksposisi dengan pengembangan klasifikasi.
Ada dua jenis tanaman mini. Pertama, tanaman mini yang bukan asli mini. Bila ditanam di tanah, ia akan tumbuh besar dan normal seperti biasa. Bila ditempatkan di pot kecil, pertumbuhannya jadi lambat. Tanaman jenis ini misalnya, tanaman palem udang, pohon rhapis, pohon asem, beringin, dan jambu kerikil. Jenis kedua tanaman mini asli yang aslinya memang kecil. Tanaman ini kalau ditanam di tanah tidak dapatbesar seperti ukuran biasa (normal). Jika ditanam di pot kecil, ia akan makin kecil, mungil, dan cantik. Tanaman ini antara lain agave, chriptanthus panseviera, dan anthurium chrystallium.
d)        Contoh karangan eksposisi dari suatu peristiwa.
Dua pekerja yang tertimbun tanah longsor akhirnya ditemukan oleh petugas kepolisian setelah sejak kemarin mereka menggali gundukan pasir setinggi sepuluh meter. Dari sejak subuh kemarin hingga pukul 03.00 WIB penggalian terus dilakukan dengan menggunakan backhoe. Penggalian yang memakan waktu hampir 20 jam itu berakhir saat dua korban berhasil ditemukan. Mundari ditemukan dalam keadaan tubuh melingkar. Sementara Itok ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai berikut.
(1) menentukan objek pengamatan,
(2) menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
(3) mengumpulkan data atau bahan,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian berikut:
1). Urutan topik yang ada
Pola urutan ini berkaitan dengan penyebutan bagian-bagian suatu benda, hal atau peristiwa tanpa memproritaskan bagian mana yang terpenting. Semua bagian dianggap bernilai sama.
2). Urutan klimaks dan antiklimaks
Pola penyajian dimulai dari hal yang mudah/yang sederhana menuju ke hal yang makin penting atau puncak peristiwa dan sebaliknya untuk anti-klimaks.

4.      Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.
Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.
(1)      menentukan tema atau topik permasalahan,
(2)      merumuskan tujuan penulisan,
(3)      mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,
(4)      menyusun kerangka karangan, dan
(5)      mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebabakibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
1)        Sebab-akibat
Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemacetan di DKI Jakarta
a)    Jumlah penggunaan kendaraan
b)   Ruas jalan yang makin sempit
c)    Pembangunan jalur busway
b. Akibat-akibat kemacetan
a)    Terlambat sampai di kantor
b)   Waktu habis di jalan
2)        Akibat-sebab
Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.
Contoh: Menjaga kelestarian hutan
1. Keadaan hutan kita
2. Fungsi hutan
3. Akibat-akibat kerusakan hutan
3)        Urutan Pemecahan Masalah
Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.
Contoh: Bahaya narkoba dan upaya mengatasinya
1. Pengertian narkoba
2. Bahaya kecanduan narkoba
a. pengaruh terhadap kesehatan
b. pengaruh terhadap moral
c. ancaman hukumannya
3. Upaya mengatasi kecanduan narkoba
4. Kesimpulan dan saran

Ciri-ciri karangan argumentasi adalah:
1.      menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan,
2.      berisi alasan-alasan yang diperjelas dengan fakta dan bukti berupa contoh, gambar, angka, statistik, grafik, peta, denah, dan lainlain,
3.      mengupas persoalan secara analisis-sintesis, dan
4.      berisi gagasan-gagasan yang menarik keyakinan pembaca sebagai upaya untuk mempengaruhinya untuk menerima dan membenarkan gagasan tersebut


Paragraf persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan.


Berikut ini adalah contoh - contoh paragraf persuasi :
Contoh 1

Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.

Selasa, 12 Maret 2013

kajian makna


Kajian Makna
A.    Pengantar
Persoalan makna merupakan persoalan yang menarik dalam kehidupan sehar-hari. Reklame yang di pasang di tepi-tepi jalan ada yang bertuliskan  /lezzzat/.  Pada mulanya penulis tidak memahami apa yang di maksud oleh pemasang iklan. Lama-lama penulis mengerti juga, oh yang di maksud adalah lezat, enak, sedap. Ketidakmengertian itu muncul karena penulisan yang tampak. Seandainya di tulis lezat tentu segera di pahami.
Di depan lampu pengaturan lalu lintas sering tertera urutan kata : belok kiri jalan terus. Untuk pemakai jalan tidak menafsirkannya berjalan terus atau lurus yang akan mengakibatkan tabrakan, tetapi menafsirkannya : jika ingin membelok ke kiri di perbolehkan berjalan terus.
Kasus-kasus tersebut masih diperpanjang khusus-khusus semacam itu memperlihatkan adanya bebanyang terdapat dalam kata-kata yang digunakan, yakni makna.

B.     Istilah makna
Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Untuk mana di perhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu, yakni dalam bidang linguistik. Istilah makna meskipun membingungkan, sebenarnya lebih dekat dengan kata. Sering kita berkata, apa artinya kata ini, apakah artinya kalimat ini ? kalau seorang berkata, “Saya akan beraangkat”, itu berarti bahwa ia siap berjalan, siap melaksanakan kegiatan atau aktivitas pindah, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan jalan melaksanakan kegiatan berjalan.
Pada suatu rapat kita sering berkata, “ yang saya maksud dengan pembangunan, ialah .... ini... ini....ini....” . Ini berarti kita membuat rincian tentang kata pembangunan. Maksudnya ialah, setelah mendengar apa yang kita katakan, pendengar atau peserta rapat akan mengerti apa yang kita katakan. Tidak jarang seseorang terpaksa mereka-reka atau menduga-duga, apakah makna kata atau apakah makna kalimat yang baru saja di bacakan. Kita ambil contoh kalimat Pencuri masuk rumah semalam. Sepintas lalu kita memahami makna kalimat itu. Tetapi masih timbul berbagai pertanyaan, misalnya Siapa nama pencuri itu? Apakah laki-laki atau perempuan ? Apakah pencuri itu menggunakan senjata ? pukul berapa pencuri itu masuk rumah ?
Demikian pula dengan kata : masuk, rumah, semalam. Maksudnya, apakah yang di maksud dengan kata : masuk, rumah, semalam? Misalnya, apakah masuk melalui pintu atau jendela? Rumah siapa yang di masuki? Seandainya kalimat pencuri masuk rumah semalam, kita dengar dari teman kita yang sekarang sedang berbincang-bincang dengan kita, tentu kita dapat menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan makna kata-kata yang digunakan sehingga kita memahami keseluruhan makna kalimat itu. Itu sebabnya dikatakan istilah makna merupakan istilah yang membingungkan. Kadang-kadang makna ada dalam lambang, tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Kita ambil kata biru sehingga terdapat urutan kata laut biru, langit biru. Apakah benar langit dan laut biru? Setelah didekati ternyata tidak demikian. Orang yang yang berlayar di laut dan orang yang menggunakan pesawat terbang akan melihat bahwa laut dan langit tidak biru. Belum lagi kalau kita bertanya, apakah makna biru bagi seorang tunawicara dan tunanetra,,?

C.    Batasan Makna
Telah disinggung bahwa inti persoalan yang dikaji dalam semantik adalah makna. Lyons(1968:400) mengatakan, “semantics may be defined, initially and provisionally, as the studi of maeaning.”- ilmu yang mengkaji makna. Untuk itu setelah dibahas tentang istilah makna, ada baiknya di kemukakan batasan makna. Di  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1993:619) kata makna diartikan: (i) arti : ia memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, (ii) maksud pembicara atau penulis,(iii) pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.
Telah diketahui bahwa seseorang memperkatakan sesuatu, tardapat tiga hal yang ole Ullmann (1972:57) diusulkan istilah : name, sense, dan thing.
Stevenson (Shipley, 1962:261) berpendapat bahwa, jika seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkansebagaimana mestinya tentang lambang tersebut; yakni suatu keinginan untuk menghasilkan jawaban tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu pula.
Ogden dan Richards (1972:186-187) menyimpulkan, makna adalah :
a.       Kata lain tentang suatu kata yang terdapat di dalam kamus.
b.      Suatu peristiwa yang dimaksud
c.       Penggunaan lambang yang dapat mengacu apa yang dimaksud.
Seperti yang telah dikatakan, orang dapat melihat kamus jika ingin mengetahui makna suatu kata; namun dalam kehidupan sehari-hari orang tidak selamanya membuka kamus kalau ada kata yang tidak dimengerti maknanya, dan juga tidak harus membuka kamus kalau akan berkomunikasi. Kata, urutan kata, makna kata, dan kaidah bahasa pendukungnya telah ada dalam otaknya yang sewaktu-sewaktu muncul kalau diperlukan. Pengetahuan tentang bahasa sendiri itu menurut Chomsky )lihat Herriot, 1970:57) merupakan suatu potensi yang tidak terbatas, sedang penampilan (performance) terbatas pada faktor-faktor fisik dan temporal.
Memang sulit memberikan batasan tentang makna. Tiap linguis memberikan batasan makna yang sesuai dengan bidang ilmunya yang merupakan keahliannya. Itu tidak mengherankan karena kata dan kalimat yang mengandung makna adalah milik pemakai bahasa. Karena pemakai bahasa bersifat dinamis yang kadang-kadang memperluas makna suatu kata ketika ia berkomunikasi sehingga makna kata dapat saja berubah.
Contoh kata : air
1.      Tanah air harus kita bela
2.      Batang air kering karena kemarau
Dari contoh kalimat diatas tampak makna kata air pada kalimat-kalimat diatas tidak sama.

D.    Pendekatan Makna
Makna dapat dibicarakan dari du pendekatan, yakni :
1.                  Pendekatan analitik
Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mencari makna dengan cara menguraikannya atas segmen-segmen utama.
2.                  Pendekatan operasional
Yaitu pendekatan yang ingin mempelajari kata dalam penggunaannya. Pendekatan ini lebih menekankan, bagaimana kata dioperasikan di dalam tindak fonasi sehari-hari.

Contoh kata : istri
Pendekatan analitik
Ø    Perempuan
Ø    Telah bersuami
Ø    Kemungkinan telah mempunyai anak
Ø    Berfungsi sebagai pendamping suami
Ø    Manusia
Pendekatan operasional
Ø    Si Udin mempunyai istri
Ø    Istri si Amin telah melahirkan
Ø    Apakah istrimu sudah sehat?
Tetapi tidak mungkin orang mengatakan
Ø  Istri si Udin berkaki tiga
Ø  Istri tidak pernah melahirkan.

Jumat, 08 Maret 2013

Kajian makna

JUDUL : KAJIAN MAKNA
NAMA : DARNI
NPM    : 106212031

Kajian Makna
A.  Pengantar
      Persoalan makna merupakan persoalan yang menarik dalam kehidupan sehar-hari. Reklame yang di pasang di tepi-tepi jalan ada yang bertuliskan  /lezzzat/.  Pada mulanya penulis tidak memahami apa yang di maksud oleh pemasang iklan. Lama-lama penulis mengerti juga, oh yang di maksud adalah lezat, enak, sedap. Ketidakmengertian itu muncul karena penulisan yang tampak. Seandainya di tulis lezat tentu segera di pahami.
Di depan lampu pengaturan lalu lintas sering tertera urutan kata : belok kiri jalan terus. Untuk pemakai jalan tidak menafsirkannya berjalan terus atau lurus yang akan mengakibatkan tabrakan, tetapi menafsirkannya : jika ingin membelok ke kiri di perbolehkan berjalan terus.
   Kasus-kasus tersebut masih diperpanjang khusus-khusus semacam itu memperlihatkan adanya bebanyang terdapat dalam kata-kata yang digunakan, yakni makna.
Di depan lampu pengaturan lalu lintas sering tertera urutan kata : belok kiri jalan terus. Untuk pemakai jalan tidak menafsirkannya berjalan terus atau lurus yang akan mengakibatkan tabrakan, tetapi menafsirkannya : jika ingin membelok ke kiri di perbolehkan berjalan terus.
   Kasus-kasus tersebut masih diperpanjang khusus-khusus semacam itu memperlihatkan adanya bebanyang terdapat dalam kata-kata yang digunakan, yakni makna.

Istilah makna
Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Untuk mana di perhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu, yakni dalam bidang linguistik. Istilah makna meskipun membingungkan, sebenarnya lebih dekat dengan kata. Sering kita berkata, apa artinya kata ini, apakah artinya kalimat ini ? kalau seorang berkata, “Saya akan beraangkat”, itu berarti bahwa ia siap berjalan, siap melaksanakan kegiatan atau aktivitas pindah, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan jalan melaksanakan kegiatan berjalan.

Pada suatu rapat kita sering berkata, “ yang saya maksud dengan pembangunan, ialah .... ini... ini....ini....” . Ini berarti kita membuat rincian tentang kata pembangunan. Maksudnya ialah, setelah mendengar apa yang kita katakan, pendengar atau peserta rapat akan mengerti apa yang kita katakan. Tidak jarang seseorang terpaksa mereka-reka atau menduga-duga, apakah makna kata atau apakah makna kalimat yang baru saja di bacakan. Kita ambil contoh kalimat Pencuri masuk rumah semalam. Sepintas lalu kita memahami makna kalimat itu. Tetapi masih timbul berbagai pertanyaan, misalnya Siapa nama pencuri itu? Apakah laki-laki atau perempuan ? Apakah pencuri itu menggunakan senjata ? pukul berapa pencuri itu masuk rumah ?

Demikian pula dengan kata : masuk, rumah, semalam. Maksudnya, apakah yang di maksud dengan kata : masuk, rumah, semalam? Misalnya, apakah masuk melalui pintu atau jendela? Rumah siapa yang di masuki? Seandainya kalimat pencuri masuk rumah semalam, kita dengar dari teman kita yang sekarang sedang berbincang-bincang dengan kita, tentu kita dapat menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan makna kata-kata yang digunakan sehingga kita memahami keseluruhan makna kalimat itu. Itu sebabnya dikatakan istilah makna merupakan istilah yang membingungkan.
Kadang-kadang makna ada dalam lambang, tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Kita ambil kata biru sehingga terdapat urutan kata laut biru, langit biru. Apakah benar langit dan laut biru? Setelah didekati ternyata tidak demikian. Orang yang yang berlayar di laut dan orang yang menggunakan pesawat terbang akan melihat bahwa laut dan langit tidak biru. Belum lagi kalau kita bertanya, apakah makna biru bagi seorang tunawicara dan tunanetra,,?


Batasan Makna
Telah disinggung bahwa inti persoalan yang dikaji dalam semantik adalah makna. Lyons(1968:400) mengatakan, “semantics may be defined, initially and provisionally, as the studi of maeaning.”- ilmu yang mengkaji makna. Untuk itu setelah dibahas tentang istilah makna, ada baiknya di kemukakan batasan makna. Di  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1993:619) kata makna diartikan: (i) arti : ia memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, (ii) maksud pembicara atau penulis,(iii) pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.
Telah diketahui bahwa seseorang memperkatakan sesuatu, tardapat tiga hal yang ole Ullmann (1972:57) diusulkan istilah : name, sense, dan thing.
Stevenson (Shipley, 1962:261) berpendapat bahwa, jika seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkansebagaimana mestinya tentang lambang tersebut; yakni suatu keinginan untuk menghasilkan jawaban tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu pula.
Ogden dan Richards (1972:186-187) menyimpulkan, makna adalah :
a.  Kata lain tentang suatu kata yang terdapat di dalam kamus.
b.  Suatu peristiwa yang dimaksud
c.  Penggunaan lambang yang dapat mengacu apa yang dimaksud.
Seperti yang telah dikatakan, orang dapat melihat kamus jika ingin mengetahui makna suatu kata; namun dalam kehidupan sehari-hari orang tidak selamanya membuka kamus kalau ada kata yang tidak dimengerti maknanya, dan juga tidak harus membuka kamus kalau akan berkomunikasi. Kata, urutan kata, makna kata, dan kaidah bahasa pendukungnya telah ada dalam otaknya yang sewaktu-sewaktu muncul kalau diperlukan. Pengetahuan tentang bahasa sendiri itu menurut Chomsky )lihat Herriot, 1970:57) merupakan suatu potensi yang tidak terbatas, sedang penampilan (performance) terbatas pada faktor-faktor fisik dan temporal.
Memang sulit memberikan batasan tentang makna. Tiap linguis memberikan batasan makna yang sesuai dengan bidang ilmunya yang merupakan keahliannya. Itu tidak mengherankan karena kata dan kalimat yang mengandung makna adalah milik pemakai bahsa. Karena pemakai bahasa bersifat dinamis yang kadang-kadang memperluas makna suatu kata ketika ia berkomunikasi sehingga makna kata dapat saja berubah.
Contoh kata : air
•    Tanah air harus kita bela
•    Batang air kering karena kemarau
Dari contoh kalimat diatas tampak makna kata air pada kalimat-kalimat diatas tidak sama.
 Pendekatan Makna
Makna dapat dibicarakan dari du pendekatan,yakni:
•    Pendekatan analitik
•    Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mencari makna dengan cara menguraikannya atas segmen-segmen utama.
•    Pendekatan operasional
Yaitu pendekatan yang ingin mempelajari kata dalam penggunaannya. Pendekatan ini lebih menekankan, bagaimana kata dioperasikan di dalam tindak fonasi sehari-hari.
Contoh kata : istri
Pendekatan analitik
•    Perempuan
•    Telah bersuami
•    Kemungkinan telah mempunyai anak
•    Berfungsi sebagai pendamping suami
•    Manusia
Pendekatan operasional
•    Si Udin mempunyai istri
•    Istri si Amin telah melahirkan
•    Apakah istrimu sudah sehat?
Tetapi tidak mungkin orang mengatakan
•    Istri si Udin berkaki tiga
•    Istri tidak pernah melahirkan.


TERIMAKASIH